Harga Besi Naik (Sumber Kompas dan Milist)
Harga Baja Domestik
KS Baru Memprediksi Kenaikan Maret-Juni 2010
Jakarta, Kompas - Harga baja domestik dalam beberapa bulan ini diprediksi akan merangkak naik. Kenaikan akan dipicu oleh lonjakan kenaikan harga bahan baku di pasar internasional. Kenaikan itu dipastikan berdampak pada industri berbasis baja, seperti produk elektronika, properti, dan otomotif.
Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel atau KS (Persero) Irvan K Hakim mengungkapkan tren perkembangan harga baja di Jakarta, Selasa (9/3). Dalam sepekan ini, KS sengaja menghentikan transaksi perdagangan karena ingin mencermati perkembangan harga yang diprediksi naik sejak Maret hingga Juni 2010.
Irvan menjelaskan, analis memperkirakan harga baja, seperti jenis baja canai panas (hot rolled coil/HRC), bisa mencapai 750-900 dollar AS per ton. Kisaran harga tersebut masih berupa harga di atas kapal (FOB), belum termasuk ongkos angkut ke negara importir dan ongkos distribusi di dalam negeri.
Menurut Irvan, faktor pemicu kenaikan adalah melonjaknya pesanan di China setelah libur Tahun Baru Imlek. Produksi baja di luar China juga relatif rendah akibat krisis. Kenaikan ini juga dipicu oleh harga minyak mentah di pasar dunia yang sudah mencapai 82 dollar AS per barrel.
Meski demikian, dari sisi bahan baku, kenaikan harga juga tidak bisa dihindari. Harga bahan baku berupa biji besi (iron ore) secara kontrak tahunan pada tahun 2010 diperkirakan naik 70-80 persen.
Bahan baku besi tua (scrap) internasional juga terus naik, mulai 300 dollar AS per ton menjadi 375 dollar AS per ton. Padahal, KS masih banyak mengimpor bahan baku berupa iron ore pellet (IOP) dari negara Cile, Brasil, dan Bahrain. KS membeli bahan baku IOP seharga 90-120 dollar AS per ton.
Harga ritel
KS memprediksi kenaikan harga baja domestik secara ritel untuk produk HRC yang pada Januari 2010 mencapai Rp 7.500 per kilogram (termasuk pajak) akan menjadi Rp 8.900 per kilogram pada Juni 2010.
Harga baja canai dingin (cold rolling coils/CRC) dari Rp 8.500 per kilogram menjadi Rp 10.400 per kilogram, sedangkan harga batang kawat (wire rod/WR) Rp 6.250 per kilogram menjadi Rp 7.950 per kilogram.
Sementara harga paku dari Rp 7.600 per kilogram menjadi Rp 8.900 per kilogram, harga besi beton Rp 6.400 per kilogram menjadi Rp 8.800 per kilogram, kawat jala (wire mesh) Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 8.850 per kilogram, dan harga seng Rp 31.000 per lembar menjadi Rp 34.000 per lembar.
Irvan mengatakan, KS akan konsentrasi sekitar bulan April dan Mei karena pemerintah akan kembali menggiatkan produksi tabung gas berkapasitas 3 kilogram.
Division Head Marketing Planning & Customer Relation Division PT Toyota Astra Motor Widyawati mengatakan, "Bahan baku otomotif, antara lain, memang besi baja. Namun, kenaikan itu tidak serta-merta akan menaikkan harga jual otomotif."
Apalagi, menurut Widyawati, mekanisme pembelian bahan baku telah diatur oleh prinsipal Toyota di Jepang. Kalaupun harga jual otomotif terpaksa harus dinaikkan, kenaikan juga dilakukan secara bertahap.
Chief Executive Officer PT Bakrieland Development Tbk Hiramsyah S Thaib mengatakan, kenaikan harga baja saat ini masih bersifat spekulatif. "Saya tidak melihat adanya pembangunan besar-besaran di berbagai belahan dunia. Jadi, mungkin harganya akan turun lagi," kata dia.
Menurut Hiramsyah, saat ini perekonomian dunia baru akan membaik, belum dipastikan akan terus baik. "Dunia menunjukkan tanda-tanda mulai pulih dari krisis, tapi pembangunan, terutama pembangunan properti, belum benar-benar pulih," kata dia.
Hiramsyah juga mengatakan, dampak dari harga baja tidak akan langsung terasa bagi produk properti. "Harus ditegaskan, di Indonesia ini harga properti terus merangkak naik. Dalam dua hingga enam bulan ke depan, harga properti tetap naik, tetapi tidak akan melejit karena memang tidak ada imbas dari harga baja," ujarnya. (OSA/RYO)
Sumber: http://www.tekmira. esdm.go.id/ currentissues/ ?p=2710
Catatan moderator; harga belum merupakan harga jual di toko-toko material, sikapi dengan bijak, bangun rumah sesuai dengan kebutuhan, analisa struktur dengan seksama, bila harga besi jadi melonjak hingga 30-40%, maka dari pengalaman moderator bisa meningkatkan nilai RAB hingga 6-9%, belum termasuk bila harga semen, pasir, triplek dan bahan alam lain ikut naik. Untuk kebutuhan analisa biaya, design struktur dan arsitek bisa menghubungi kami, kami dapat merencanakan dan juga dapat membangun.