Metode/ Tata Cara Bore Pile
JENIS SISTEM PENGEBORAN
Dengan Sistem Bor Kering/ Dry Drilling: menggunakan mata bor spiral dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interal 0.5 mtr dan dilakukan berulang-ulang hingga kedalaman yang ditentukan;
Dengan Sistem Bor Basah/ Wash Drilling: menggunakan mata bor Cross Bit/ Diamond Widia/ setara ex design/ hand made, yang mempunyai kecepatan putaran sekitar 375rpm dengan tekanan ± 200kg.
Dalam pekerjaan ini system pengeboran yang digunakan adalah dengan system Bor Basah/ Wash Drilling.
2. ALAT YANG DIGUNAKAN
Rig Bor;
Earth Drill, Auger Bucket, Bucket Bor, Bucket Cleaning;
Pipa Tremie, Sling, Pipa-pipa Cashing;
Pompa air, pompa lumpur;
Bar Cutter, Bar Bender, Mesin las (Jika diperlukan);
Concrete Pump (Jika diperlukan);
Thodilite, meteran, lot vertical, dsb;
3. SPESIFIKASI
Mutu Beton bor pile : K 300
Slump : 18 ± 2 s.d 15 ± 2
Water Cement Ratio : 0.55
Max fly ash : 15% (digunanakan Non Fly Ash)
Minimum Cement Content : 310kg/m3
4. PERSIAPAN & MONITORING
Buat denah titik tiang bor dan no urut bor;
Menyiapkan mix design beton dengan kuat tekan beton yang diisyaratkan;
Merencanakan dan memastikan akses keluar masuk ready mix, kolam sirkulasi air dan pembuangan lumpur sementara (termasuk mobil pembuang lumpur jika diperlukan);
5. PENGEBORAN
Pengeboran dilakukan dengan rotary drilling machine merk Watson/Soilmec/ …….. yang ditambatkan pada suatu dudukan tiang hidrolik yang didirikan diatas lokasi yang akan dibor dengan mata bor Cross Bit;
Auger atau bucket dipasang pada ujung kelly bar (bisa single/double/triple, tergantung pada kedalaman lubang yang akan dibor) diputar dengan mesin bor dengan kecepatan putar 375 rpm & dibantu dengan hydraulic jack dengan tekanan ± 200 kg sehingga auger atau bucket masuk kedalam tanah;
Setelah bucket atau auger terisi oleh tanah hasil bor, maka kelly bar diangkat dan tanah/lumpur dikeluarkan dari bucket atau auger dan dibuang dipermukaan atas tanah disisi lubang bor. Kemudian bucket yang telah kosong diputar masuk kedalam tanah pada lubang yang terjadi, untuk mengulangi atau melanjutkan tanah yang dianggap memenuhi persyaratan sebagai lapisan pendukung (bearing layer);
Apabila menghadapi lapisan tanah yang mudah gugur/longsor maka “Temporary Steel Casing” dapat dipergunakan untuk mencegah kelongsoran tersebut, juga dengan mengisi/ menembak air ke dalam lubang bor (Reverse head of water) melalui lubang stang bor yang dihasilkan dari Pompa NS 80/……, guna membantu pengikisan tanah tersebut sehingga tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang seluruhnya, dan agar permukaan air didalam lubang lebih tinggi dari permukaan air tanah diluar lubang, sehingga tekanan hydrostatis air didalam lubang akan menekan sisi lubang dan mencegah kelongsoran.
Setelah kedalaman tercapai, pengeboran diberhentikan tetapi mata bor tetap berputar tetapi penekanan dihentikan dan sirkulasi air tetap berjalan dan mengalir terus hingga serpihan tanah terdorong atau keluar semua/ seluruhnya; f. Selama pembersihan ini berlangsung, pembesian dan pipa tremi sudah harus disiapkan di dekat lubang bor, setelah bersih, stang bor diangkat dari lubang bor, untuk segera di cor.
6. PEMBESIAN
Setelah pengeboran mencapai lapisan pendukung (bearing layer) yang direncanakan, lubang bor dibersihkan dengan mempergunakan “cleaning bucket” yang berfungsi mengangkat lumpur atau endapan-endapan dari dasar lubang bor;
Kemudian “steel cage” mulai diturunkan perlahan-lahan untuk menghindarkan benturan/sentuhan terhadap sisi lubang bor dan ketinggian steel cage diatur sesuai dengan batas “cut-off” yang diinginkan;
Lubang bor yang terbuka terlalu lama karena pengiriman beton readymix mengalami sesuatu hambatan/gangguan, harus dibersihkan lagi dengan “cleaning bucket” agar dasar lubang bebas dari lumpur atau endapan-endapan;
Baja tulangan yang telah disetting diangkat tegak lurus dengan lubang bor, dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak banyak bersingungan dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan kedalam lubang, ditahan dengan potongan besi/ tulangan melintang lubang
Bila ternyata tulangan harus dimasukan secara sambungan, maka penyambungan dapat dilakukan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60 cm;
Setelah besi tulangan terpasang, maka pipa tremi harus dimasukan kedalam lubang dengan panjang sesuai dengan kedalaman, dan bila terjadi singungan dengan lubang bor dan terjadi keruntuhan lagi, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head kombinasi Dia. 6 inch ke 2 inch, dan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, sehingga reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
7. PENGECORAN
Pengecoran beton adalah tahapan pekerjaan yang sangat penting pada pelaksanaan pondasi bored piles. Beton yang akan digunakan harus mempunyai “workability” yang cukup untuk mendapatkan beton yang homogen dengan “self compaction” dan pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu tiang pondasi, sehingga biasanya beton yang dipergunakan harus memenuhi antara lain, beton readymix, slump minimum 15 cm dan retardation minimum 4 jam;
Pada umumnya lubang bor berisi air tanah, sehingga pengecoran (under water concreting) harus dilakukan dengan sistim tremie (tremie method) dengan sistim beton yang keluar dari pipa tremie akan “flow” dan mendesak semua lumpur dan endapan dasar lubang terjamin dari “Trap Mud”;
Pipa tremie harus diturunkan sampai ujung bawah menyentuh dasar lubang;
Di awal pengecoran, untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengeboran, maka dapat digunakan kawat ayam + plastik sheet yang diletakkan pada ujung atas atau pipa tremie atau dengan menempatkan plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian digantung dibagian dalam lubang tremi diposisi 1 meter dibawah/ dari corong tremie;
Setelah persiapan pengecoran selesai, beton mulai dituangkan kedalam corong dan pada saat yang bersamaan pipa dinaikkan + 25 cm dan secara kontinyu beton mulai dituangkan lagi kedalam corong. Dengan adanya plastik sheet + kawat ayam beton yang masuk kedalam pipa tremie akan dipisah dengan air yang ada di dalam tremie
Dan bila menggunakan kantong plastik yang diisi adukan beton, maka setelah beton cukup penuh kantong plastik dilepas, sehingga beton mendorong lumpur yang ada didalam tremi;
Pengecoran dilakukan terus menerus untuk menghindari kemacetan pada pipa tremi. Dengan system tremi ini pengecoran dilakukan dari dasar lubang dengan mendorong air/ lumpur dari bawah menuju keluar lubang;
Setelah pipa premie penuh dan ujung atas tremie tertanam beton dan beton tidak bisa dituangkan/ mengalir lagi karena penuh dan ada tekanan dari bawah, maka harus dilakukan hentakan-hentakan atau diturunkan/naikkan, selain untuk pemadatan (self compaction) beton disekeliling tremie juga untuk menurunkan beton dalam pipa tremie tadi, tentu saja pengangkatan pipa-pipa ini tidak boleh melewati muka atas beton yang berada didalam lubang bor karena kejadian ini akan menyebabkan bercampur lumpur atau terjadinya necking atau harus dipastikan bahwa pipa tremie harus selalu tertanam di didalam cor beton (yang dibawah) dan pengisian didalam corong harus dijaga terus menerus dan dipastikan tidak kosong, hingga pengecoran selesai;
Pemotongan tremie pada umumnya dilakukan pada waktu beton didalam pipa tremie sudah sulit untuk mengalir turun, karena beton disekeliling tremie sudah tinggi sehingga hanya yang diperlukan untuk mendorong beton keatas juga cukup besar atau pipa tremie bisa dilepas per 3 meter dengan tetap memastikan bahwa ujung bawah pipa tremie tetap terendam/ tertanam dalam coran beton;
Pengecoran dilakukan dengan cara-cara tersebut diatas sampai melebihi + 0.5 m diatas pipa cut-off level yang mana berupa beton kualitas jelek karena tercampur lumpur/air kotor nantinya akan dibobok/dibuang sehingga kita mendapatkan beton yang berkualitas baik pada batas cut-off atau pengecoran bisa dihentikan setelah coran beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur;
Setelah pengecoran selesai baru temporary steel casing diangkat perlahan-lahan dan peralatan dibersikan dari sisa beton dan lumpur untuk disiapkan dan dipakai kembali pada titik bor selanjutnya.
Illustrasi terlampir (click attachement)