Sekilas Mengenai Struktur Bangunan
Pada umumnya untuk disiplin ilmu struktur bangunan kita anda akan lebih banyak menjumpai obyek-obyek instrument stuktur itu sendiri seperti:
- Detail potongan kolom dan penulangannya
- Detail potongan balok dan penulangannya
- Denah pembalokan mulai dari lantai basement hingga atap
- Detail Kuda kuda atau rangka baja
- Detail pondasi dan potongan
- Dsb yang berkaitan dengan fasilitas infra strukturnya seperti, pagar, landscaping, drainage serta lainnya
Prinsip dari bangunan itu sendiri dari segi struktur secara umum ada 2, yaitu Frame dan Truss, Frame banyak digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat dengan lantai typikal sedangTtruss banyak digunakan untuk bangunan-bangunan berbentuk portal seperti pabrik, ware house dan sejenisnya (untuk model khusus lain ada prestress, finite element, grid, dsb).
Konsepnya sederhananya adalah kolom sebagai penyanggah lantai-lantai tersebut dimana lantai menampung beban-beban seperti:
- Beban hidup (kegiatan aktivitas yang ada diatasnya)
- Beban mati (dinding, plafon, dsb)
- Beban berat sendiri
- Beban rencana gempa
yang disalurkan ke balok terus ke kolom, yang kemudian disalurkan ke pondasi melalui kolom-kolom tersebut .
Pada prinsipnya setelah melalui tingkat pembelajaran lebih lanjut maka akan kita ketahui bahwa pusat massa (disebut juga pusat kekakuan) masing-masing lantai ada pada lantainya masing-masing, karena lantai bila dilihat dari segi gaya gempa akan sangat berpengaruh menggerakan bangunan secara keseluruhan. Hal ini diakibatkan karena setelah bangunan tersebut selesai dikerjakan maka lantai menjadi sesuatu bahan yang rigid, dimana gaya yang bersumber dari gempa yang berasal dari tanah akan mengalir melalui kolom-kolom yang secara otomatis terdistribusi ke balok dan lantainya. Konsep penyaluran gaya gempa adalah terbalik dengan konsep pembebanan dan gravitasi, dimana untuk pembebanan semua akan bermuara kepada pondasi sedangkan gaya gempa akan bermuara di pusat massa lantainya masing-masing (sehingga dapat disimpulkan bahwa bangunan yang rawan terhadap gempa adalah bangunan yang rendah, karena pada saat gaya gempa terdistribusi keatas, panjang kolom bangunan sudah habis mengakibatkan gaya gempa berbalik kebawah yang bertubrukan dengan gaya gempa yang masih merambat keatas).
Untuk mendesain ukuran kolom dan penulangan besinya (atau dimensi baja), seorang Engineer biasanya akan menggunakan perangkat software bantuan yaituETABS untuk model Frame dan SAP untuk model Truss (perangkat software pendukung lain masih banyak, bahkan secara manual juga bisa). Perangkat software ini digunakan untuk menghitung dan menganalisa gaya-gaya dalam akibat beban dan gempa yang kemudian hasil ouput yang diinginkan yaitu berupa Dimensi dan jumlah luas tulangan yang dibutuhkan. Biasanya hasil output telah di modifikasi load factor dan tegangan ijin yang diinginkan sesuai dengan regulasi yang ada.
Dalam mendisain suatu tulangan, para Engineer juga akan merancang semua pembesian dengan konsep elastis, yaitu bila mengalami suatu beban yang berlebihan maka besi tersebut tidak akan langsung patah tapi mengalami perubahan bentuk dulu guna memberi peringatan, perubahan bentuk tersebut bisa kembali ke bentuk semula bila beban yang dialami masih dalam batasan yang diijinkan, bila tidak maka perlu diambil tindakan perbaikan. Dalam ilmu struktur sipil hal tersebut dibatasi dan dinamakan dalam bentuk Tegangan Leleh / Yield Strength (Fy). Konsep lain yaitu plastis dan kekuatan batas bisa digunakan bila memang dibutuhkan guna kepentingan efisiensi dan budget (biasanya dilakukan untuk proyek-proyek dengan skala menengah ke atas).
- Detail potongan kolom dan penulangannya
- Detail potongan balok dan penulangannya
- Denah pembalokan mulai dari lantai basement hingga atap
- Detail Kuda kuda atau rangka baja
- Detail pondasi dan potongan
- Dsb yang berkaitan dengan fasilitas infra strukturnya seperti, pagar, landscaping, drainage serta lainnya
Prinsip dari bangunan itu sendiri dari segi struktur secara umum ada 2, yaitu Frame dan Truss, Frame banyak digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat dengan lantai typikal sedangTtruss banyak digunakan untuk bangunan-bangunan berbentuk portal seperti pabrik, ware house dan sejenisnya (untuk model khusus lain ada prestress, finite element, grid, dsb).
Konsepnya sederhananya adalah kolom sebagai penyanggah lantai-lantai tersebut dimana lantai menampung beban-beban seperti:
- Beban hidup (kegiatan aktivitas yang ada diatasnya)
- Beban mati (dinding, plafon, dsb)
- Beban berat sendiri
- Beban rencana gempa
yang disalurkan ke balok terus ke kolom, yang kemudian disalurkan ke pondasi melalui kolom-kolom tersebut .
Pada prinsipnya setelah melalui tingkat pembelajaran lebih lanjut maka akan kita ketahui bahwa pusat massa (disebut juga pusat kekakuan) masing-masing lantai ada pada lantainya masing-masing, karena lantai bila dilihat dari segi gaya gempa akan sangat berpengaruh menggerakan bangunan secara keseluruhan. Hal ini diakibatkan karena setelah bangunan tersebut selesai dikerjakan maka lantai menjadi sesuatu bahan yang rigid, dimana gaya yang bersumber dari gempa yang berasal dari tanah akan mengalir melalui kolom-kolom yang secara otomatis terdistribusi ke balok dan lantainya. Konsep penyaluran gaya gempa adalah terbalik dengan konsep pembebanan dan gravitasi, dimana untuk pembebanan semua akan bermuara kepada pondasi sedangkan gaya gempa akan bermuara di pusat massa lantainya masing-masing (sehingga dapat disimpulkan bahwa bangunan yang rawan terhadap gempa adalah bangunan yang rendah, karena pada saat gaya gempa terdistribusi keatas, panjang kolom bangunan sudah habis mengakibatkan gaya gempa berbalik kebawah yang bertubrukan dengan gaya gempa yang masih merambat keatas).
Untuk mendesain ukuran kolom dan penulangan besinya (atau dimensi baja), seorang Engineer biasanya akan menggunakan perangkat software bantuan yaituETABS untuk model Frame dan SAP untuk model Truss (perangkat software pendukung lain masih banyak, bahkan secara manual juga bisa). Perangkat software ini digunakan untuk menghitung dan menganalisa gaya-gaya dalam akibat beban dan gempa yang kemudian hasil ouput yang diinginkan yaitu berupa Dimensi dan jumlah luas tulangan yang dibutuhkan. Biasanya hasil output telah di modifikasi load factor dan tegangan ijin yang diinginkan sesuai dengan regulasi yang ada.
Dalam mendisain suatu tulangan, para Engineer juga akan merancang semua pembesian dengan konsep elastis, yaitu bila mengalami suatu beban yang berlebihan maka besi tersebut tidak akan langsung patah tapi mengalami perubahan bentuk dulu guna memberi peringatan, perubahan bentuk tersebut bisa kembali ke bentuk semula bila beban yang dialami masih dalam batasan yang diijinkan, bila tidak maka perlu diambil tindakan perbaikan. Dalam ilmu struktur sipil hal tersebut dibatasi dan dinamakan dalam bentuk Tegangan Leleh / Yield Strength (Fy). Konsep lain yaitu plastis dan kekuatan batas bisa digunakan bila memang dibutuhkan guna kepentingan efisiensi dan budget (biasanya dilakukan untuk proyek-proyek dengan skala menengah ke atas).
Untuk bangunan 3 atau 2 lantai kebawah, biasaya pihak IMB tidak membutuhkan analisa tersebut, yang terpenting gambar dapat dicek dan disetujui secara lazimnya.
kembali ke halaman: